Nov 16, 2015

What (Other) Woman Thinks.

Selamat Pagi/ Siang/ Sore/ Malam! Habis ngobrol ini itu sampe jam 2 malem sama seseorang yang bikin wawasan aku luas, dan bikin aku lebih open minded about everything. Cuman mau share doang sih, hehehe. Hasil pengalaman dan pemikiran. You can agree to disagree ya!

Well, mungkin ini dialamin seperempat cewe dalam masa pencarian diri sendiri. Dan saya kemudian teman saya adalah salah satu dari wanita yang berpikir seperti yang saya tulis ini, dan kami adalah wanita-wanita diumur 21 tahun yang masih bingung sama diri sendiri, kadang saya merasa saya tau jelas dengan diri saya, tapi kadang juga saya kehilangan apapun yang saya percayai. Hanya dalam satu jentikan jari.

Orang marah, orang sedih, nangis, ketawa, disini kita bergunjing. Apa gunjingan kita bikin orang ngga jadi marah? Ngga jadi sedih? Atau ngga jadi seneng? Kalian tau pasti jawabannya. Aku juga pernah marah banget sama orang, pernah sedih, pernah kesel sama orang, sama diri sendiri, dan ngga ada orang yang bisa memperbaiki aku sebaik aku memperbaiki diri sendiri.

Tulisan ini aku tujukan buat seseorang yang bisa membantu aku melewati apapun masalahku akhir-akhir ini, dan yang paling penting teman terbaik untuk bicara. Aku bisa bilang apapun yang aku pikirkan tanpa paksaan untuk setuju sama apa yang dia bilang, dan diapun tak harus setuju sama apa yang aku pikirin. Kayanya kalo aku tulisin perparagraf aku jadi lebih bingung dan malah poin yang aku sampein ngga nyampe dan aku malah cerita kemana-mana deh. So, I will break it down for you.

1. Wanita tidak saling mendukung wanita lainnya.

Pertama denger kalimat ini keluar, otak aku langsung berkecamuk dan berpikir, YA AMPUN KENAPA KALIMAT INI BENER BANGET YA! Inget ya, aku udah bilang kamu bisa setuju untuk tidak setuju sama apa yang aku tulis. Hehehe.

Kenapa sifat ini sering muncul pada wanita? Alasan pertama yang kepikiran sih, karena tingkat kecemburuan sosial wanita itu tinggi. Dan sikap sarkatisme wanita yang tinggi pun kadang bikin rumit hal yang ngga rumit. Aku contohin aja ya. Misalnya, kamu (cewe) liat cewe lain dan dia cantik, cantiknya ngga usah dijabarin ya kan cantik beda-beda. Terus hal yang pertama (kebanyakan) cewe lakuin bukan muji dia cantik, tapi mata kita ngeliatin dari ujung kaki sampe ujung rambut dan berpikir apa ya yang kelihatan ngga bagus dari dia? Dan hal yang pertama kita lakuin adalah “Ih cantik sih, tapi…..” contoh lain yang dijabarkan temen aku, ada kasus seperti ini. Dua orang wanita, satu pakai jilbab, satu pakai pakaian seksi, dua-duanya kemudian diperkosan. Mereka lantas melaporkan hal tersebut ke suatu lembaga perlindungan. Tau apa yang pertama dinilai dan petugas? “ Ya kamu sih lagian pake baju kaya begitu, pantes aja diperkosa.” Lebih kurang seperti ini ya tapi aku ngga tau kutipan pastinya.

Kamu mikirnya gimana? Kasian ngga sama cewe seksi yang abis diperkosa? Dia dateng dengan tujuan mengadu, malah dicecar, maaf ya sebelumnya tapi aku ngga ngambil dari sisi keagamaan manapun ya buat cerita ini. Ngerti ngga maksud aku bahwa wanita itu tidak saling mendukung wanita lainnya? Toh, buktinya bahkan wanita yang berhijab pun tetep diperkosa. Beda ceritanya, kalo mereka jalan berdua terus yang diperkosa cuman wanita seksi doang. Seengganya, sebagai sesama wanita, kita perlu empati, simpati, atau apapun itu.
“Kalo kamu ngga bisa bantu meninggikan, setidaknya bantu saja dia untuk melaluinya. Tanpa perlu menjatuhkan.”

Susah, bener deh susah nemuin orang yang bantu kita melalui apa yang lagi kita jalanin. Orang kadang bisanya membantu ninggiin dengan pujian-pujian sampah, atau ngga ngebantu kita buat jatuh, dengan advice yang bahkan diri dia sendiripun ngga tau apakah itu ampuh atau ngga. Intinya sih, banyaklah mendengar, kurangilah bicara, bila pembicaraan kamu ngga ada artinya atau bahkan kamu sendiripun belum pernah melaluinya.

Aku, kamu, siapapun itu punya hak kok buat berpakaian seperti apapun, seekspresif apapun yang kamu mau. Mungkin kita ngga hidup di Negara seperti itu ya, tapi apa salahnya berusaha berpikiran terbuka? Setiap orang berhak kalo dia mau pake baju seksi, atau pakai jilbab, pakai jeans, atau pakai rok. Karena, pakaian kita kadang menunjukkan suasana hati kita.

P.S : Jangan musik, film, tingkah laku doang yang kebarat-baratan. Pikiran juga, tapi dalam sisi positifnya ya. Belajarlah buat berpikiran terbuka, ngga semua hal bisa kita judge, ngga semua hal yang beda itu negatif. Semua orang punya alasan masing-masing dalam berperilaku. Dan semua orang pintar mengerti bahwa setiap orang punya pemikiran yang beda.

2.  Sulit menjadi diri sendiri karena takut orang berpikiran “Ih ko dia gitu sih….” Atau “Ih cewe bandel….”.

Masalah lain yang menghambat proses penemuan diri sendiri adalah kita terlalu memikirkan apa yang akan orang lain katakan tentang kita. Ini aku pernah ngalamin ya hehehe. Kita takut ini takut itu karena kita takut orang ngga suka sama kita, takut kita diomongin orang. Well, kalo kamu lagi diposisi seperti ini atau kamu merasakan ini, saran aku sih cuman satu, don’t give a shit!

Pertama, kita harus mengurangi rasa keperdulian kita terhadap orang lain. Dalam artian keperdulian yang merugikan diri sendiri ya, kaya kita perduli sama apa yang orang lain pikirin apa yang orang lain omongin. Mau kamu sebaik apapun juga, mau kamu sesempurna apapun juga, inget, di luar sana tetep ada manusia yang bakal ngomongin kamu. Udah, live your life aja.

P.S : Buat mencoba ngga perduli menurut aku sih susah, dan aku merasa orang yang cuek itu punya anugrah untuk hal ini. Ngga perduli sama apa yang orang lain pikirin beda ya sama ngga perduli sesama.

3. Cintai diri sendiri sepenuhnya, baru cintai orang lain.

Katanya, menurut buku yang pernah aku baca. Lebih kurang ada kalimat yang seperti ini, “Ketika kamu mencintai orang lain, maka kamu akan kehilangan setengah bagian dari dirimu.” Alias, kamu ngga bakal jadi diri sendiri. Dan ini………………… sangat-sangat wajar. Semua orang mengalami ini kok, tenang. Hehehe.

Kalo kamu mau belajar mencintai orang lain, pertama puasin diri buat cinta sama diri sendiri. Lakuin hal yang menurut kamu buat kamu bahagia. Jauhin hal yang menurut kamu bikin kamu feeling blue all the time. Inget ya, keluar dari zona nyaman itu ngga gampang. Sometimes, kamu ngerasa ditolak sama lingkungan kamu, atau kamu ngerasa orang-orang jadi berpikiran “Kok lo gini sih sekarang”. Balik lagi ke poin dua, jangan perduli terlalu banyak sama apa yang orang lain pikiran. Udahlah, intinya mah cintai diri kamu sepenuhnya dulu.

Karena, pada akhirnya wanita akan jadi pasangan seorang pria. Kemudian, setelah itu kita akan kehilangan setengah hidup kita untuk memikirkan kekasih, anak, keluarga, cucu, cicit. Buat kamu yang masih muda, buatlah diri kamu puas sama apa yang kamu lakuin sekarang. Lebih baik nanti di masa depan kamu mengatakan “Aku pernah ngelakuin itu.” Dibanding “Harusnya dulu aku lakuin itu.”

P.S : Damaikan pikiranmu dengan berpikiran terbuka, damaikan hatimu dengan mencintai diri sendiri.

Love myself.
Wini Selianti.



Quick Notice

tik tok tik tok

comment here!

Ads 468x60px